SMAK St. Louis 1, Surabaya – 1 Oktober 2024 – Sebagai sekolah yang berkomitmen untuk mempersiapkan siswa/inya menghadapi era digital, SMAK St. Louis 1 Surabaya telah memperkenalkan konsep berpikir secara logis dan matematis melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sejak kelas 10. Meskipun siswa/i sudah mendapatkan dasar-dasar cara berpikir logis dan matematis dalam pembelajaran sehari hari, SMAK St. Louis 1 melihat pentingnya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep tersebut. Oleh karena itu, kerja sama dengan Universitas Ciputra diadakan untuk menyelenggarakan sebuah workshop, dengan tujuan memberikan tambahan wawasan dan pengalaman praktis kepada siswa/i kelas 10.
Workshop dengan tema “Computational Thinking for Your Future” dibawakan oleh Dipl.-Inf. Laura Mahendratta Tjahjono dan timnya yang terdiri atas 11 mahasiswa/i dari Universitas Ciputra, Surabaya. Workshop ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep Computational Thinking kepada siswa SMA kelas 10 dengan cara yang menyenangkan dan menarik sekaligus mempromosikan Bebras Challenge, sebuah kompetisi internasional yang dirancang untuk mendorong siswa untuk memecahkan teka-teki dan masalah menggunakan logika komputasi, pemikiran kritis, dan kreativitas. Dengan membawa tantangan ini kepada para siswa SMAK St Louis 1, Ibu Laura dan timnya memiliki tujuan untuk menginspirasi generasi penerus menjadi inovator dan problem solvers serta membantu mereka memahami bagaimana konsep tersebut dapat membentuk karir masa depan mereka.
Seperti yang disampaikan Ibu Laura, di era digital saat ini, Computational Thinking telah menjadi keterampilan yang sangat penting. Keterampilan ini membantu seseorang untuk menghadapi masalah yang rumit secara sistematis, memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dikelola, dan menemukan solusi yang kreatif. Keterampilan ini semakin dibutuhkan, tidak hanya untuk siswa yang bercita-cita bekerja di bidang teknologi atau teknik, tetapi juga bagi siapa saja yang harus menghadapi tantangan dan kompleksitas di era modern ini.
Workshop ini dibagi menjadi dua komponen utama yaitu talk show yang dipimpin oleh Ibu Laura dan kegiatan kelompok berbasis praktik. Dalam sesi materi, Ibu Laura menguraikan prinsip-prinsip Computational Thinking, termasuk dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan desain algoritma. Beliau berbagi contoh praktis tentang bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan pada situasi sehari-hari dan mendorong siswa untuk mengenali penerapan mereka di luar ruang kelas.
Kegiatan kelompok berbasis praktik atau sesi challenge merupakan puncak dari acara ini, karena para siswa ditantang untuk menerapkan prinsip-prinsip ini melalui kegiatan kelompok yang kreatif. Kegiatan challenge dirancang untuk mensimulasikan proses dekomposisi dan abstraksi, dua aspek mendasar dari Computational Thinking. Kegiatan berkelompok ini berhasil menunjukkan bagaimana Computational Thinking dapat diterapkan dalam konteks yang kreatif dan menunjukkan kepada para siswa bahwa pemecahan masalah tidak selalu harus mengikuti metode konvensional.
Dengan diadakannya workshop ini, diharapkan para siswa pulang dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya Computational Thinking dalam kegiatan akademis dan profesional mereka di masa depan. Acara ini menandai perkenalan pertama mereka dengan cara berpikir yang baru, yang mendorong untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bekerja secara kolaboratif untuk menemukan solusi.
Tim dari Universitas Ciputra berharap bahwa keterampilan yang dikembangkan selama workshop akan menginspirasi para siswa untuk berpartisipasi dalam Bebras Challenge dan terus mengembangkan kemampuan Computational Thinking mereka. Workshop ini mengambil langkah signifikan untuk mempersiapkan siswa menghadapi masa depan.
written by: Yohana Jocelyn Guntur (Student S1 – Informatika IMT)